Indonesia Benar - Benar Siap Membangun PLTN ! (Bagi Orang - Orang Yang Ragu Dengan Kemampuan Indonesia)




Saya share note yang dibuat oleh teman saya ini sebagai salah satu bentuk kontribusi saya untuk memperbaiki mindset beberapa atau mungkin banyak orang yang masih meragukan kemampuan Indonesia untuk membangun PLTN. Postingan ini merupakan kelanjutan dari postingan saya yang sebelumnya mengenai PLTN, yaitu Akankah Indonesia membangun PLTN?,  IAEA : Indonesia Paling siap Bangun PLTN, dan Analisis Sementara Kondisi PLTN Fukushima Jepang.



Nuklir Sarana Apresiasi Intelektualitas Anak Negeri



~ Updated on 19 Maret 2011 ~

Pro dan kontra perihal pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Indonesia sudah ada sejak tahun 60-an. Dan sejak itu pula persiapan sudah dilakukan kemudian ada mandat resmi olehpresiden, dengan diberdirikannya sebuah lembaga penelitian ke-nuklir-an yang sekarang diberi namaBATAN. Sedangkan penelitian mengenai ke-nuklir-an telah dimulai sejak kekhawatiran yang menyelimuti penduduk dunia setelah bom nuklir yang dijatuhkan Amerika di Jepang pada 1942, sehingga menandai kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

lustrasi: Bom Atom, di Hiroshima dan Nagasaki Jepang.

 Beberapa tahun setelahnya Presiden Ir. Soekarno membentuk komite yang bertugas meneliti apa yang terjadi di Jepang. Dan sejak tahun 80-an, Indonesia telah mencetak ahli-ahli nuklir dari Jurusan Teknik Nuklir UGM, yang sekarang berubah nama menjadi Jurusan Teknik Fisika UGM. Perlu diketahui UGM adalah satu-satunya perguruan tinggi negeri yang memiliki Program Studi Teknik Nuklir.

Ada sekelompok orang dan itu sangat banyak, yang ragu bahwa Indonesia mampu membangun PLTN. Saya juga kurang mengerti kenapa mereka bersikap demikian. Namun analisis sementara saya adalah dikarenakan rendahnya pengetahuan mayoritas rakyat Indonesia akan ke-nuklir-an. Telah kita ketahui bersama betapa minimnya asupan pendidikan yang diterima. Namun ada juga yang menolak dari kalangan berpendidikan tinggi. Tapi masih serupa, mereka berasal dari kalangan yang tak paham tentang ke-nuklir-an.

Alangkah bijak sebagai manusia Indonesia yang berpendidikan, sebelum memutuskan menerima atau menolak terlebih dulu kita mempelajari nuklir itu sendiri. Mengapa negara-negara lain di seluruh dunia sudah membangun nuklir tapi di sini kok belum? Apa memang manusia di sini bodoh-bodoh sehingga tak mampu menerima pengetahuan ke-nuklir-an? Atau mungkin meragukan kedisiplinan keselamatan kerja, yang sama saja merendahkan martabat sebagai ras melayu Negara Indonesia?

Jangan meremehkan orang Indonesia. Menganggap manusia Indonesia adalah klan atau ras rendah di muka bumi sehingga tak pantas melakukan hal-hal hebat yang juga dilakukan manusia Jepang, manusia Eropa, dan manusia Amerika. Saya akan membedakan dengan bentuk frase seperti itu agar tampak, apa kita memang berbeda dari mereka?

Apa joke tentang otak manusia Indonesia yang paling mulus sehingga paling mahal di antara otak manusia Jepang, Jerman, Amerika, dan Eropa masih akan terus berlaku? Anda bangga dengan lelucon itu? Jika iya itu sangat menyedihkan..

Bukankah kita setiap saat merasa bangga ketika disebutkan bahwa ada orang Indonesia yang sukses meskipun baru "terpakai" di luar negeri? Bukankah itu juga bukti bahwa manusia Indonesia juga bisa berkarya sama hebatnya dengan manusia luar negeri? Coba banyak-banyak menonton Kick Andy di Metro TV.

Cukup. Cukup. Cukup!

Kita itu aneh, kadang kita bangga dengan karya dan prestasi manusia Indonesia. tp lebih sering meragukan apa yg sedang ingin dikaryakan. Baru beberapa lama setelahnya mengakui kehebatannya.

# Keamanan nuklir dapat dikerjakan juga oleh manusia Indonesia. Yakinlah untuk yang pertama ini. Kalau belum yakin, maka kita sama saja baru merendahkan potensi manusia Indonesia secara keseluruhan. Para pejuang HAM (Hak Asasi Manusia) memperjuangkan keselamatan manusia Indonesia dengan menolak pembangunan PLTN. Alasannya, mereka mempertanyakan "Apakah orang Indonesia bisa membangun PLTN?" Saya sangat ragu dengan latar belakang pendidikannya. HAM yang mereka pelajari kan berkiblat ke Barat/Amerika? Sekarang coba lihat di Amerika atau Eropa, apa ada pejuang HAM yang menolak nuklir yang sudah puluhan tahun dibangun di sana? Dan juga, ketika para pejuang HAM menyatakan bahwa, orang Indonesia tak mampu bangun nuklir saya merasa hak asasi saya sebagai manusia telah dikebiri. Kemampuan saya sebagai manusia tak utuh. Saya diragukan. Meski saya bukan ahli nuklir, tapi saya ingin ahli di bidang lain, dan itu mereka ragukan juga. Kenapa? Karena saya manusia Indonesia! Sakitkah perasaan Anda direndahkan oleh sesama?

Perkembangan beberapa tipe reaktor nuklir yang ada saat ini.

Cobalah tengok data-data terkini, telah dibangun ratusan bahkan ribuan reaktor di seluruh dunia. Ada yang hanya reaktor penelitian ada juga yang pembangkitan. Di Eropa misalnya, Perancis hanyalah salah satu negara yang menjadikan PLTN sebagai pemasok 70% kebutuhan energi di negaranya. Kemudian kita mendengar India, Jepang, Amerika, Rusia, Cina, Jerman, Kanada, Korea Utara, Korea Selatan, Inggris, Brazil, dan Belanda yang pelan-pelan telah memulai bisnis energi yang lebih murah dan sangat menguntungkan ini. Kemudian kapan Indonesia?

# Penanganan limbah radioaktif. Ada juga yang beralasan dihasilkannya limbah yang tak ramah lingkungan. Sekali lagi saya ragu. Setiap saat para ahli nuklir di seluruh dunia selalu memperbaiki prosedur operasi terutama mengenai keselamatan kerja di lingkungan reaktor. Dengan adanya evaluasi tersebut maka semakin baiklah sistem yang ada. Sekedar informasi juga, seorang dosen di jurusan kami adalah pemegang hak paten dalam penanganan limbah radioaktif. Paten tersebut digunakan oleh PLTN di seluruh dunia. Dan lucunya, negara asal penemu paten tersebut malah belum punya PLTN (maksudnya ya Indonesia ^_^ )! Paten tersebut sangat bermanfaat dan yang paling penting adalah, beliau itu manusia Indonesia yang pintar! Tidak bodoh, seperti yang banyak diyakini orang.

Coba baca artikel berikut Dr Yudi Imardjoko Menolak Tawaran Gaji $6000 Sebulan di sini, http://j.mp/hjlBPO atauhttp://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/03/19/0096.html

Ada banyak hasil penelitian dan karya-karya dosen JTF UGM yang sama sekali tak menyentuh media. Media lebih suka memberitakan hal-hal hebat UI dan ITB, mohon maaf ya nyatanya orang UGMmemang agak jarang keluar di media. Contoh kisah Pak Yudi itu hanyalah salah satu dari sekian banyak dosen-dosen keren yang ada di Jurusan Teknik Fisika (dulunya Teknik Nuklir) UGM. Setiap masuk kuliah, saya lebih sering termenung kenapa dosen-dosen hebat nan ikhlas hanya mengajar kami di sini, tidak ikut tampil ke luar sana? Semoga saat itu kunjung datang, ketika masyarakat umum mulai menerima nuklir sebagai sahabat pembangunan bangsa yang ramah lingkungan dan menyejahterakan.

# Lokasi pembangunan yang aman di mana? Hal tersebut memang menjadi isu yang cukup baik diangkat oleh rekan-rekan anti-nuklir, tersebab kepulauan Indonesia yang berada di atas zona rawan pergerakan lempeng. Ketika berbicara lokasi maka kaitannya pula yang sering menjadi kekhawatiran adalah bahaya terhadap gempa dan berikut potensi tsunaminya. Kemudian aspek lain yang dibutuhkan ialah lokasi yang mudah untuk memperoleh akses bahan baku pembangunan dan operasi nuklir setiap harinya. 

Berikut saya sarikan komentar Facebook yang ditulis seorang ahli Geologi (Ilmu Bumi), Kang Jenggot.
Dan satu-satunya tempat yang aman di Jawa ya hanya semenanjung muria, karena hanya daerah itu saja yg memiliki kestabilan paling baik dari sisi tektonik. Alternatif kedua ya di Kalimantan sana yang sudah pasti bukan daerah gempa.

Benioff Zone, sangat dalam > 400 Km di bawah bumi. Jadi jikapun terjadi gempa tektonik di sana (meski saya kira tidak ada mekanisme yang logis untuk menerangkannya) maka hanya akan menjadi sebuah gempa dengan episentrum yg sangat dalam (400 - 600 Km), dan surface wave-nya tdk akan terasa signifikan di permukaan.

Jadi jika PLTN akan dibangun di Jawa maka Semenanjung Muria (sekitar PLTU Tanjung Jati Jepara) adalah harga mati.
Sketsa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Muria.

Setelah Anda simak paparan beliau mengenai lokasi yang paling pas untuk membangun PLTN harapannya kita lebih bijak dan wawasan semakin bertambah. Beberapa lokasi yang saya dengar adalah Bangka Belitung, Muria, dan bisa jadi Kalimantan. Untuk permasalahan gempa saya kira tetap harus diperhatikan dan cukup menjadi prioritas, namun telah kita saksikan pada PLTN generasi II yang cukup tua (di bangun pada akhir tahun 60-an) di Jepang telah memiliki sistem yang baik dan merespon secara aktif setelah gempa terjadi. Reaktor menonaktifkan diri. Namun sayangnya disusul tsunami yang memutus aliran energi hingga kemudian menyebabkan sistem pendingin reaktor ikut padam. Sebetulnya jika sistem pendingin tetap berjalan maka PLTN Fukushima di Jepang akan baik-baik saja dan tidak akan ada berita berlebihan (lebay) nan tak berimbang yang diberitakan media Indonesia.

Kemudian berikut kutipan komentar Facebook dari dosen saya (entah nanti akan diajar beliau atau tidak ^_^), Pak Alexander Agung.
Apa yang terjadi di Fukushima adalah suatu kejadian yang berada di luar basis desain. Artinya semuanya memang berlebihan. Ya gempanya, ya tsunaminya. Kalau diingat bahwa desain reaktor Fukushima "hanya" untuk gempa 8,2 SR, ternyata digoncang 9 SR masih utuh. Kalau kejadian meledak dan sebagainya itu lain cerita. Pangkalnya ya dari tsunami besar. Kalau kemudian ada yang bertanya, "Kenapa nggak didesain aja dari awal biar tahan tsunami besar?", lah waktu itu belum terbayang akibatnya bisa fatal. IAEA saja baru tahun kemarin merencanakan untuk merevisi guidelines tentang tsunami berdasar kejadian gempa Aceh.

Coba perhatikan, IAEA (International Atomic Energy Agency) setiap saat terus berupaya merevisiguidelines-nya. Ini artinya standar-standar bisa berubah, dan arahnya ialah menuju desain reaktor yang paling baik, paling ideal, paling aman, paling kuat, dan paling seterusnya (hehe :D :D :D).Membangun pembangkit listrik tenaga nuklir adalah sebuah komitmen. Komitmen untuk kesejahteraan dan keselamatan umat manusia. Semoga kita dilindungi dari sikap serakah dan tidak mengindahkan keserasian alam, amin.

Nah, peraturan dan kebijakan safety senantiasa diperbarui kemudian tinggal pelaksanaan dan ketaatan operator dalam menjalankannya. Apakah masih ragu manusia Indonesia bisa menaati peraturan? Ya itu pilihan Anda. Silakan merendahkan kemanusiaan bangsa sendiri. Atau berbalik mulai menganggap manusia di muka bumi ini, sama! Tak ada beda. Sekarang kita cukupkan diskriminasiterhadap bangsa sendiri. Mari sama-sama meraih kehormatan diri menjadi makhluk mulia di hadapan Tuhan dan sesama.

Wa Allahu a'lamu bishawwab.

Salam,

Rifqi Ikhwanuddin
KaDept. Media dan Jaringan Cendekia Teknika
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika
Program Studi Fisika Teknik '09
Universitas Gadjah Mada

Jogjakarta, 17 Maret 2011

Referensi yang direkomendasikan untuk juga dibaca:



tag : indonesia bangun pltn, penemu pengolahan limbah nuklir dunia, jurusan teknik fisika teknik nuklir ugm, batan, penemu container nuklir, nuclear container technology was discovered by indonesian, 

0 comments:

Post a Comment

Harrietcabelly Blog